Thursday, April 12, 2012

bukankah kau bahagia (tanpa aku)?

ketika kau terlepas dari ikatan dan curiga - hanya itu (mungkin) yang bisa kuberikan selama ini - bukankah itu membahagiakan untukmu?
aku bukan melupakan rasa itu, rasa yang pernah hadir.
tak mudah melewati itu dan membuangnya begitu saja.
tak semudah membuang puntung rokok yang habis di pinggir jalan.
kau mungkin melihat, kau mungkin mendengar, namun kau tidak tahu apa yang aku rasa.

aku hanya mencoba sadar, bahwa ketika aku mencintai seseorang, aku tak boleh mengikatnya dengan rasa curigaku.
namun.. aku tak berdaya.
aku tak bisa menahan itu dan kaupun tak bisa membantuku untuk lepas dari itu.
aku pernah takut untuk membuatmu pergi karena sifatku ini.
aku pernah takut membuatmu bosan.
aku pernah takut ketika mengetahui kau memilih yang lain.

tapi apa?
aku tersadar bahwa aku tak mampu memberimu nyaman.
aku sadar bahwa banyak sekali orang-orang di sekitarmu yang lebih mampu memberimu nyaman.

aku merasa asing di matamu.
lalu apa yang kau minta dari aku?
aku bukan penurut, aku bukan orang yang mempersilakan kekasihnya untuk berbuat semaunya.

kau dan aku sama-sama memiliki gengsi dan kadang lebih mempertahankan gengsi dari pada perasaan yang kita rasakan.
aku tahu bahwa sebenarnya kaupun ingin merasa dibutuhkan, bahkan oleh banyak orang.
tapi mungkin memang lebih baik begini.
kita dengan jalan masing-masing.
karena semakin kita memaksakan kehendak diri terhadap yang lain, itu akan menjadi batu kerikil.
kita tak 'kan berkembang dengan cara itu.
biarlah waktu yang membantu kita untuk menjawab apa yang sebenarnya tepat untuk kita.

beri cinta waktu, kata maliq d'essentials.
ya, beri cinta waktu untuk kembali dengan "saling". :)