Thursday, April 28, 2011

menahan sakit demi sebuah gengsi..??

kita selalu melakukan ini:
- menahan rasa sakit demi sebuah gengsi..


pentingkah melakukan hal itu?
kadang aku agak ragu mengartikan "gengsi" ini seperti apa, "apa memang gengsi atau harga diri?"
entahlah..
semua punya pemaknaan yang berbeda di setiap kalimatnya..


untuk apa kita mempertahankan rasa sakit yang dirasakan demi sebuah gengsi itu?
apakah 'hanya' untuk terlihat kuat?


wewhh..
aku rasa dengan begitu, kita tidak memanusiakan diri kita sendiri..
manusiawi ketika kita menunjukkan rasa sedih kita, marah kita dan yang lainnya.
mengapa harus ditutup-tutupi?
semua orang pasti merasakannya khan?

Sunday, April 24, 2011

Maniak Blog..

uuhhmm..
akhir-akhir ini suka tidur subuh, bangun siang..
bener-bener ga teratur..
tapi aku cukup menikmatinya..

menghabiskan waktu untuk menulis (atau lebih tepatnya mengetik) di blog yang aku buat ini.
hahaha..
buang-buang waktu ya?
mungkin juga sih..
tapi mau gimana lagi.

tapi menyenangkan juga menghabiskan waktu untuk mengeluarkan uneg-uneg yang ada di kepala.
melalui blog ini.. :)
rasanya aku dapat mainan baru..
jadi kalau bosan, ya tinggal tulis saja..
hehehe..

nyaris 2 minggu full aku menghabiskan waktu hanya untuk blog..
menulis dan men-setting blogku supaya terlihat menarik..
dan akhirnya..
yaa.. inilah blogku.. :)

Pengalamanku..-(facebook) Saturday, 06 November 2010 at 02:47


ketika ada yang bertanya kepadaku "sesal itu apa?", maka aku akan menjawab "sesal itu, ketika kamu ditinggalkan oleh seseorang yang mencintaimu dan kamu baru menyadari (saat itu) bahwa kamu juga mencintainya, namun sudah terlambat untuk menahannya agar tetap tinggal bersamamu.."

aku bukan pemain yang terlalu baik,tapi (mungkin) aku memang pemain cadangan yang benar2 disayang oleh pelatihku.. :)
apakah ada yang bisa menjamin bahwa posisiku benar2 aman sebagai seorang pemain?
ketika si pelatih memiliki pemain yang lebih bagus dari pemain cadangannya, mungkin saja pemain ini (aku) di opernya ke tim yang lain, walaupun sebelumnya aku pernah bermain dengan sangat bagus dan membuat tim ini masuk menjadi tim unggulan..
ya..
mungkin ini hanya untuk dikenang, kata jikustik.. :))

berarti aku juga punya hak untuk memilih tim cadangan, untuk menjadi tempatku berlabuh..
supaya aku tidak merasa dibuang..
walaupun mungkin tim yang aku pilih nantinya, juga melakukan hal yang sama terhadapku..

jadi ingat kalimat ini:
hidup itu seperti roda..
berputar..
kadang kau berada di atas, kadang kau di bawah..

ada juga yang bilang:
hidup sudah begini, bukan harus begini.. :))

tapi apakah aku harus berpasrah dengan keadaan dan membiarkan kejadian yang tidak aku inginkan itu terjadi??
itu sama saja aku menunggu sesal itu datang dan membuatku sadar dan merubahku (menjadi lebih baik)..

manusia khilaf itu manusiawi..
tapi apakah semua hal yang manusiawi itu dapat dan atau harus dimaklumi??
itu sama saja membiarkan hal2 buruk terjadi dan menganggapnya wajar..

ya,ini hasil pemikiranku tentang hidupku..
dan belum ada titik terang untuk menentukkan tindakan apa yang akan aku ambil nantinya.. :)

takut kehilanganku..

Kalau kamu, dia atau bahkan mereka, takut kehilangan aku..
Aku sendiripun lebih takut lagi jika harus kehilangan diriku..


Betapa sedih, ketika aku harus kehilangan sosok "aku" dalam diriku?
Apa aku harus menjadi orang lain?
Membiarkan "aku" pergi dan diganti dengan yang lainnya?


Tak terbayangkan ketika aku bukan "aku" lagi..
Kesedihanku, melebihi kesedihan yang kalian rasakan.
Aku bahkan tak merasa nyaman, jika harus membiarkan "aku" pergi...

Ketika..

Ketika masih mampu untuk berlari, maka berlarilah..
Ketika masih mampu berjalan maka berjalanlah..

Ketika sudah mulai lelah mengejar, berhentilah sejenak..
Sisakan waktu untuk nafas..

Jangan biarkan diri lelah hanya untuk mengejar..

Dan..
Mulailah lagi ketika memang ingin berlari mengejarnya..

Thursday, April 21, 2011

Tuhan dan Kasih - Universal..

Ketika ada berita tentang satu agama menyerang agama lain (dan nyaris sering terjadi), karena "hanya" berdasarkan ajaran agama yang mereka dapatkan dan hal itu yang mereka "agung-agungkan" (katanya itu yang diinginkan tuhan yang mereka anggap Tuhan), menurutku mereka tidak cukup cerdik untuk mencerna ajaran dari agama yang mereka anut.
*tulisan ini bukan untuk menyudutkan agama atau kepercayaan apapun, yaah hanya sebatas sharing tentang apa yang ada dipikiranku.


Ayahku pernah bercerita tentang "Tuhan", begini:
"Pada suatu hari, Tuhan berjalan-jalan di kerumunan orang. Ia mengenakan topi pelangi, yang warnanya sangat beragam. Orang-orang tersebut mengenali-Nya, namun mereka hanya mengenal-Nya dengan warna yang mereka lihat dan dari sudut pandang mereka. Dari sisi kiri-Nya melihat, Ia mengenakan topi berwarna merah, sedangkan dari sisi kanan-Nya melihat Ia mengenakan topi berwarna hijau, begitu seterusnya. Mereka tak saling tahu, warna apa yang dilihat oleh orang lain di topi-Nya itu. Mereka tetap bertahan dengan pendapat mereka tentang warna topi yang dikenakan oleh Tuhan."
*yang dimaksudkan dengan warna topi di sini adalah sebuah agama.


Yang aku percayai hingga saat ini adalah Tuhan hanya satu, cuma cara kita yang agak berbeda dalam masalah tata cara ibadah.
Aku tidak tahu apa yang dipikirkan oleh teman-teman tentang agama, hingga punya anggapan bahwa "agama saya lebih baik dari pada agamanya."
Apa hanya untuk mencari umat sebanyak-banyaknya? Lalu untuk apa kalau sudah terkumpul?


Setelah beberapa tahun terakhir aku benar-benar menyadari, bahwa sebenarnya semua ajaran agama itu baik, intinya adalah "Kasih", mungkin caranya saja yang agak berbeda.
Tapi sayangnya, ternyata bukan hanya cara saja yang berbeda, tapi pemaknaan yang diambil sangat berbeda dari konsep awal, yaitu Kasih sendiri.


Mengapa ada yang (mungkin)beranggapan bahwa konsep "mengasihi sesama", hanya sebatas yang seagama atau sealiran saja?
Bukankah lebih menyenangkan ketika kita tidak "mengenakan" embel-embel agama untuk saling mengasihi?


Tuhan cuma satu, bukan "piala" yang akan diperebutkan demi membenarkan agama apapun.
Salah satu tujuan utama Dia datang ke dunia, yang aku tahu, untuk mewartakan tentang Kasih itu sendiri..
Mari mulai mengasihi..!! :)

Wednesday, April 20, 2011

Dialog Malam & Dingin

Dingin sedang mengintai untuk menyergap dan membunuh
Udara dingin menusuk tulang
Hawa yang dingin juga akan membunuh daging yang membalut tulang
Merasuk hingga tulang tak sanggup untuk melawan hawa dingin yang pekat itu
Ya, butuh negasi dingin untuk melawan hawa itu
Namun agak susah untuk melawan
Susah ketika hawa memaksa masuk ke dalam tulang, terjebak dalam dingin dalam kesunyian malam
Hawa menjebak dengan dinginnnya, meramaikan kesunyian malam
Namun tubuh tak berdaya, ia terkungkung dan membiarkan dirinya terperangkap dalam hawa dingin itu
Hawa sepertinya nyaman dalam kungkungan tubuh
Karena ada hangat yang diberikan, mengusir dingin yang melekat
Rupanya ia tak ingin sendiri malam ini, enggan meninggalkan tubuh yang hangat itu
Senang sekali dingin itu bisa berpelukan dengan tubuh
Melekat enggan untuk berpisah, senang tak terkira
Hingga ia tak sadar, ketika sang fajar mulai datang
Ia tetap enggan untuk berpisah
Berat untuk meninggalkan tubuh yang hangat itu
Kehangatanlah yang membetahkan untuk diam tinggal
Berpeluk lelah setelah semalaman tak melepas tubuh
Dan entah kemana perginya dingin saat fajar mulai datang menghampiri
Hawa itu akan datang, selalu datang untuk member dingin sehingga bisa untuk dipeluk
Tubuh yang hangat bertanya, apakah ia akan berjumpa dengan dingin hanya saat pekatnya kesunyian malam
Kadang tubuh merasa rindu akan dinginnya malam
Saat malam akan mengundang dingin, saat belum cukup hangat, berarti dingin sendang berada dalam tubuh hangat
Karena hangat membutuhkan dingin untuk mengetahui hakekat hangat.

*puisi ini merupakan puisi kolaborasi antara Yakub Adi Krisanto dan Astri Sari Rahmawati via Yahoo Messenger pada tanggal 27 Maret 2011 menjelang tengah malam. kolaborasi terjadi ketika berdiskusi tentang dinginnya malam tersebut yang melanda kota Salatiga.

Mengenai Hati..

Beberapa pendapat tentang "hati":

  • "hati itu punya dua sisi, sisi yang satu untuk mencintai dan sisi yang lain untuk membenci, tidak dapat terpisahkan," kata seorang teman.
  • "kalau mau memberi hati kepada seseorang, berikan sebagian saja, sisakan sebagian lagi untuk diri sendiri," kata dosenku.


Ya aku tidak terlalu tahu pengalaman orang-orang tentang masalah hati (atau lebih tepatnya perasaan).
Untuk pendapat-pendapat di atas, aku cukup menyetujuinya.
Aku baru sadar bahwa, memang ada baiknya jika kita memberikan (hanya) sebagian hati kita untuk pasangan kita.
Mengapa?
Ya, sisakan sebagian lagi untuk diri sendiri, jangan sampai saat sudah memberikan semuanya dan berharap, ternyata berakhir dengan luka.
Walau tak seorangpun menginginkan hal buruk terjadi, tapi hidup memang susah diprediksi, jadi sisakan bagian tertentu untuk hal-hal yang tak terduga.


Aku pernah berpikir, sepertinya cara untuk menumbuhkan kebencian adalah memupuk rasa benci itu sendiri, tapi ternyata tidak bisa.
Rasa cinta memang sangat kuat, ketika ingin memaksakan benci itu hadir.
Di sinilah proses denial sering terjadi, tidak mau mengakui perasaan yang sebenarnya dirasakan.


Proses ini terjadi mungkin karena rasa gengsi yang berlebih, ada ketakutan untuk mengakui, takut tak sampai mungkin, seperti lagunya padi ini:


"Indah..
Terasa indah..
Bila kita terbuai dalam alunan cinta..
Sedapat mungkin terciptakan rasa..
Keinginan saling memiliki

Namun bila,
Itu semua dapat terwujud
Dalam satu ikatan cinta
Tak semudah seperti yang pernah terbayang..
Menyatukan perasaan....

Chorus:
Tetaplah menjadi bintang dilangit
Agar cinta kita akan abadi
Biarlah sinarmu tetap menyinari alam ini,
Agar menjadi saksi cinta kita
Berdua...
Berdua..

Sudah..
Lambat sudah...
Kini semua harus berakhir
Mungkin inilah jalan yang terbaik
Dan kita mesti relakan kenyataan ini

Menjadi saksi kita berdua...."


Kita memang bisa memilih untuk dicintai oleh seseorang, tapi tidak bisa memilih cinta kita akan tertuju kepada siapa..


Jadi..
Tetaplah simpan sebagian hati kita untuk kita sendiri.

Monday, April 18, 2011

sebenarnya apa yang perlu ditakuti dari hidup atau mati?

MENGAPA KITA HARUS TAKUT UNTUK MENJALANI HIDUP DAN BERAKHIR DENGAN KEMATIAN?


Ini menjadi pertanyaanku setelah mendengar cerita beberapa kawan dan pengalaman pribadi tentang perjalanan hidup.
Sempat menertawakan diri sendiri ketika sudah melewati masa-masa kecemasan itu - kecemasan "untuk apa hidup kalau hanya 'begini'".
Mungkin karena aku sudah melewati masa itu, lalu mengingatnya kembali, maka hal itu terlihat konyol.
Setiap orang pasti merasakan berada di titik paling rendah, dalam bahasaku "masa-masa kecemasan", namun apakah itu berarti bisa menjadi suatu alasan untuk takut terhadap hidup?


Menurutku, TIDAK!


Itu akan menjadi suatu hal yang biasa ketika kita melewati itu berjalan apa adanya, tanpa perlu berpikir bahwa apa yang kita takuti merupakan beban hidup yang menghantui kita.
Apakah kita mau hidup dengan ketakutan yang kita buat sendiri (yang sebenarnya bisa kita lewati dengan lebih mudah)??


Toh, nantinya kita akan berakhir dengan kematian, yang mau tidak mau kita hadapi.
Mari nikmati hidup yang kita miliki dari Si Pemberi hidup..!
Biarkan masalah-masalah yang kita hadapi ini berlalu, tanpa harus berlarut.


thank's for the life that i can enjoy with it...!!

Orang Ketiga..

Salahkah jika kita jatuh cinta dengan seseorang yang sudah mempunyai pasangan?


Aku rasa pertanyaan di atas bisa dianggap salah dan tidak dengan melihat dari sisi mana kita menilainya.
Ketika dilihat dari sisi norma, itu dianggap salah, karena hal seperti itu sudah keluar dari batas (atau aturan) yang sudah disepakati bersama (masyarakat, budaya maupun agama).
Sehingga kita melupakan hak setiap individu untuk merasakan "jatuh cinta" terhadap siapapun.


Aku pernah tulis di status facebook, "kita bisa menentukan kriteria pasangan yang kita inginkan, namun kita tidak bisa menentukan kepada siapa kita jatuh cinta."


Sayang yahh.. Ketika kita membatasi sesuatu yang sebenarnya tidak harus dibatasi.
Apakah jatuh cinta itu harus sesuai norma yang berlaku dalam masyarakat?
Bukannya itu malah menjadi suatu paksaan?


Aku juga pernah baca buku yang berisi cerpen, kalau tidak salah judulnya "Perempuan Kedua", salah satu ceritanya tentang seorang perempuan yang jatuh cinta terhadap pria beristri. Si pria dan perempuan menjalin hubungan yang serius, namun si pria tetap memilih untuk mempertahankan keluarganya, dengan alasan harta milik istrinyalah yang dapat menghidupinya sehingga ia merasa tercukupi.
Pria ini pun tetap ingin mempertahankan hubungannya dengan perempuan itu, ia merasa nyaman dan mendapatkan kasih sayang yang ia butuhkan. Sampai pada suatu hari, perempuan itu datang dan mempertanyakan kejelasan dari status mereka, karena ia rasa akan buang-buang waktu kalau pada akhirnya hubungan ini tidak ada kejelasan sama sekali.
Ternyata akhir cerita yang aku baca ini, intinya mereka berdua tetap melanjutkan hubungan mereka, walaupun tanpa ada status yang jelas.
Dan yang menjadi alasan mengapa si perempuan tetap mau melanjutkan hubungan ini, karena dasar "cinta".
*sedikit cerita singkat tentang isi cerpen.


Sempat bertanya-tanya, kenapa tokoh perempuan ini begitu naif, sampai ia mau mempertahankan ketidakjelasan dalam hubungannya itu?
Dan sempat menyalahkan posisi dia sebagai orang ketiga.
Kenapa harus menjadi orang yang ketiga dalam suatu hubungan?
Tapi pertanyaan ini aku jawab dengan statement yang aku buat di status facebook (di atas).


Mungkin lebih tepatnya kita mempermasalahkan posisi pihak ketiganya, bukan masalah dia (pihak ketiga) merasakan jatuh cinta(nya).
Tapi siapa juga sih yang mau memilih menjadi pihak ketiga?

Sunday, April 10, 2011

just thank's..

aku paling sering lupa mengucapkan kata "terima kasih"-ku kepada orang-orang di sekitarku, ketika aku sedang (merasa) berada di titik terendah.
mungkin karena gengsi mungkin juga karena kekecewaanku (ego).

padahal aku mendapat banyak pelajaran dari mereka semua yang pernah hadir dan bahkan masih hadir dalam hidupku.
entah baik atau buruk yang ku dapat, semestinya aku tetap dapat mensyukurinya dan berterima kasih atas itu semua.

terlalu egois, ketika mereka sudah mau masuk dalam hidupku, namun aku tidak "menganggap" mereka.

terima kasih untuk semua hal yang telah kalian berikan.
terima kasih atas kehadiran kalian.

aku dan air mata


ternyata kantung air mata sama seperti bendungan air.
ketika sudah sangat deras arusnya, tak ada seorangpun yang mampu menahannya.

rasanya memang ingin mengeluarkan semuanya.
tapi buat apa?
mungkin orang akan berkata, "buat apa kamu menangis?ga ada gunanya."
atau bahkan ada yang berkata, "gapapa kok, keluarkan saja. kadang ga ada salahnya menangis."

jadi manusia yang menggunakan perasaan dan logika memang susah, ternyata...

Saturday, April 9, 2011

emosi dalam sehari..

aku tidak tahu apa alasan, "mengapa (nyaris) semua macam emosi dapat aku rasakan dalam waktu sehari?"


entahlah..
disaat pagi aku bisa sangat murung, siangnya tertawa bahagia, dan kemudian di saat malam, aku benar-benar sangat marah.


aneh..
apa ini pengaruh hormonal?
tapi mengapa selalu terjadi bahkan nyaris di setiap hari?


susah memang menebak hari, dia selalu punya rahasianya sendiri tanpa bisa kuterka.


ingin mencoba mengendalikannya, tapi selalu ada hal yang menghalangi.


emosi dalam sehari, yang melelahkan..

Friday, April 8, 2011

kutipan ayat-menjadi pertanyaan (?)

ada ayat (kalau tidak salah) yang berbunyi:
" demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. karena itu, apa yang telah dipersatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
*Matius 19:6


yang menjadi pertanyaanku:
dari mana kita tahu, kalau kita dan pasangan kita telah dipersatukan oleh Allah?
karena yang memberkati pernikahan tersebut adalah "manusia"* bukan Allah sendiri.
*walaupun mungkin ini merupakan utusan dari Allah.


NB:
pertanyaan yang sepintas. (pukul 12.30, dini hari)

Wednesday, April 6, 2011

Ada Komitmen dalam Cinta dan atau Cinta dalam Komitmen (?)

Komitmen dalam suatu relasi (hubungan) antara pria dan wanita adalah sebuah tingkatan yang cukup dalam. Karena adanya keputusan untuk melakukan komitmen itu, bersama.  Ada tiga atau empat poin penting dalam suatu komitmen, yang bertujuan untuk membuat relasi itu tetap terjaga, yaitu:
  • Kesetiaan
  • Kepercayaan
  • Kejujuran, dan
  • Komunikasi
    Aku pikir poin-poin di atas cukup penting dalam suatu relasi, karena cinta tanpa perbuatan(pun) percuma. Harus diwujudnyatakan oleh adanya sikap atau tindakan tegas (jika memang sudah sepakat untuk melakukannya). Bukan bermaksud mengikat pasangan dengan komitmen, namun disini kita "saling" belajar untuk menjadi dewasa dalam hal berelasi (antara pria dan wanita).

    Add caption
    Kesetiaan
    Adanya sebuah keputusan seseorang untuk setia terhadap pasangan dan memiliki harapan untuk serius dalam hubungan tersebut.

    Kepercayaan
    Adanya sikap saling percaya (kompromi) terhadap satu sama lain, sehingga tiap pasangan dapat saling mengembangkan diri (cth: melakukan hobi yang disukai dsb), tanpa perlu di bayang-bayangi rasa takut dicurigai, serta memberi ruang dan waktu satu sama lain untuk melakukan apa yang mereka inginkan.

    Kejujuran
    Sebuah kepercayaan tanpa adanya kejujuran, menurutku it doesn't mean a thing, karena keduanya saling berkaitan. Ketika pasangan kita memberikan kepercayaan penuh terhadap kita, namun kita tidak benar-benar menjaganya dengan baik (dengan cara berkata jujur), maka itu akan menjadi sia-sia. Oleh sebab itu, perlu adanya kesadaran untuk mengerti tujuan untuk jujur demi sebuah komitmen.

    Komunikasi
    Ini merupakan alat untuk memperjelas maksud dari apa yang ingin kita utarakan terhadap pasangan. Komunikasi yang baik, setidaknya dilakukan setiap hari, untuk menghindari yang namanya miskomunikasi. Sehingga dapat meminimalisir perdebatan.
    *recommended:
    Usahakan untuk selalu berkata yang sebenarnya (ada kesepakatan dari awal untuk melakukan hal ini), sehingga tidak timbul kecurigaan dari pasangan kita.


    Komitmen dalam cinta atau cinta dalam komitmen?
    Adanya komitmen dapat menambah rasa cinta, karena timbulnya rasa ingin mempertahankan relasi yang sudah terjalin.
    Dengan adanya cinta, maka ada hasrat untuk memutuskan berkomitmen terhadap pasangan kita.

    Cinta butuh komitmen.
    Tapi komitmen tanpa cinta, percuma..

    my empty space..

    pikiranku kosong, tak ada hal yang dapatku tuangkan.
    ternyata ada saat-saat tertentu, di mana aku benar-benar tak tahu mau menulis apa.


    kenyataan yang menyedihkan dan bertolak belakang dengan inginku.
    di saat aku ingin menuliskan sesuatu, ide itu tak muncul.
    hanya ada dalam angan, namun tak dapat menjadi nyata.


    *walaupun ini sudah merupakan sebuah tulisan.

    Tuesday, April 5, 2011

    merasa terbodohi (atau memang bodoh)..??

    aku tidak terlalu mengerti, kenapa aku sangat mudah untuk ditipu..
    apa karena aku saja yang merasa terbodohi atau karena aku memang bodoh??
    ketika aku memutuskan untuk benar-benar memercayai seseorang untuk menjadi pendamping, tapi ternyata semua kata-kata yang meyakinkanku hanyalah "kata-kata" saja..
    semua orang butuh bukti, bukan janji..
    terlalu banyak kata manis yang bisa kita ucap, tapi apakah kita mampu membuktikan kata-kata itu dalam kehidupan nyata??

    semua orang memang mengecewakan (termasuk diriku sendiri).
    namun, apakah tidak ada cara lain (paling tidak) untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kebiasaan itu?
    yang aku tangkap, mengecewakan orang lain menjadi hal yang biasa dan dapat dimaklumi, walaupun sebenarnya tidak begitu.

    apa aku harus memutuskan untuk tidak memercayai orang lain lagi?
    karena akan ada kemungkinan orang lain mengecewakan aku (lagi), atau bahkan aku yang melakukannya..?

    Aku Tak Tahu Bagaimana Caranya Menyelamimu Lebih Dalam..

    Terkadang aku berpikir untuk dapat lebih memahamimu..
    Tapi bagaimana caranya??
    Bahkan aku sendiri tak tahu bagaimana caranya menyelamimu lebih jauh, lebih dalam..

    Lalu aku harus bagaimana?
    Aku juga ingin seperti apa yang kamu mau..
    Tapi aku juga ragu untuk mewujudkannya..

    Aku mau seperti super woman yang benar-benar bisa menjadi apapun yang kamu ingin..
    Dan aku tahu ketika aku mengucapkan kata-kata ini, kamu pasti berkata, "cukup menjadi dirimu saja, itu sudah memenuhi semuanya.."
    Tapi apakah memang itu yang kamu inginkan??
    Karena, menurutku tidak begitu..

    Aku hanya seorang perempuan yang menyikapi segalanya dengan perasaan.
    ya, paling tidak lebih menggunakan perasaanku.
    Jadi, sepertinya agak wajar ketika aku (pun) tidak mengerti dirimu seutuhnya.
    Tak mudah untuk benar-benar dapat mengerti inginmu,
    sama sepertimu yang berpikir bahwa terkadang aku sulit dimengerti.

    Lalu bagaimana cara agar aku dapat menyelami dirimu, supaya aku dapat mengerti maksudmu?

    Monday, April 4, 2011

    Malam yang Indah Bersama Bintang!

    "bintang di langit, kerlip engkau di sana. memberi cahayanya di setiap insan.."

    Teringat lagu di masa-masa SD, yang berjudul "Bintang"..

    Cahaya bintang memang indah di saat langit cerah tanpa ada awan yang menutupi..
    Aku suka melihat gelap dalam terang, seperti bintang pada malam hari.
    Lebih terlihat indah..

    Seperti yang pernah aku tulis di note Facebook, tentang "Terang dalam Gelap".
    http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150094550942730
    Bahwa suatu cahaya akan terlihat indah bila sekeliling gelap.

    Aku cinta bintang!

    Sunday, April 3, 2011

    saya merasa terkekang, namun tetap membiarkan aku bercerita..

    aku ingin bebas..
    aku ingin terlepas dari penjara ini.
    segala keinginan, pemikiran, norma dan semuanya membuatku terkekang dalam penjara tak berwujud.
    keharusan untuk selalu menjadi dewasa membuatku benar-benar bertanya, "siapa yang mengekangku?"

    aku tak bebas, walau orang di sekitarku melihat bahwa aku dapat berlari ke sana kemari.
    sungguh, tuntutan itu kadang menjadi tembok tinggi yang menahanku untuk meninggalkan tempat yang menjemukan ini.

    dewasa dan bijaksana.
    dua kata yang sering terngiang di telingaku.
    dua kata yang selalu menuntutku untuk seperti itu di setiap situasi.
    dua kata yang engga meninggalkanku di saat aku ingin merasakan bebas dari penatku dan juga merasakan udara sejuk yang menghampiriku.

    haha..
    aku hanya mampu menertawai diri sendiri dengan keluhan ini.
    ahh.. biarkan dua kata itu tetap hidup.
    toh aku tetap bisa menjalani hidupku.



    biarkan mentari menemani senja hingga rembulan menggantikannya..

    Langit hari ini begitu dingin, seakan hanya mau bersahabat dengan awan gelap..


    Ia bahkan tak mengizinkan mentari untuk menemani senja.


    Rembulanpun heran, "ada apa dengan langit? Seakan tak mau membiarkan keseimbangan hawa terjadi."


    Mentari akhir2 ini benar-benar tak nampak.


    Mungkin sudah tak ada tempat untuknya, sudah tidak ada tempat untuk hangat.


    Langit hanya diam membisu dan membiarkan hal ini terjadi berulang kali.