Friday, March 9, 2012

gelappun butuh cahaya

aku memang cinta gelap.
dalam gelap semuanya terlihat sama, tidak ada yang dibandingkan.
dalam gelap aku benar-benar bisa menjadi diriku sendiri.
dan gelappun menerimaku begitu..
namun dalam gelap, kadang aku merasa kosong.
aku butuh terang, aku butuh cahaya yang mampu memberikan kehangatan.
tapi entahlah, aku tidak tahu di mana mencari hangat itu, cahaya itu.
dulu cahaya itu sempat menemani hari-hariku, namun perlahan aku merasa ia mulai meredup..
sejak saat itu aku merasa, (masih) gelaplah yang tetap mempertahankan hadirku.
ruang kosong tanpa cahaya, tanpa kehangatan yang menenangkan.
aku butuh terang, aku butuh cahaya, karena gelappun butuh cahaya.
gelappun butuh teman, sama sepertiku..

berdagang cin(t)a (?)

ini buat semua orang yang merasa kesepian dan haus kasih sayang dari semua orang, termasuk lawan jenis.
atau mungkin untuk orang-orang yang merasa kelebihan cinta, jadi didagangin deh cintanya..
hahaha..
heran kenapa harus ada orang yang seperti itu ya?
terkesan tidak puas dengan apa yang dimiliki, manusiawi memang, tapi hanya untuk kepentingan sendiri.
tidak melihat perasaan orang lain, yang mungkin saja merasa cintanya dipermainkan.
setahuku, jaman orang tuaku masih muda, dapetin pasangan itu rasanya bersyukurnya minta ampun, pasangan yang benar-benar dicinta.
kalau sekarang sih banyak yang berubah.
pada buka lapak cinta.
hahahahaha..
"mari berdagang cin(t)a.."
kok sekarang kesannya cinta bisa diumbar-umbar ya?
rasanya sudah tidak semahal dulu.
sama kayak nilai uang, mulai terlihat tak berharga.

jadi apa itu cinta? kenapa ada pedagang cinta?
semoga besok-besok ada yang jadi satpol pp buat ngurusin para pedagang cin(t)a ini.
semoga.. :)

Thursday, March 8, 2012

Dedicated to My Beloved Friend..

malam itu, 11 Januari 2011, aku dan seorang teman berada di satu tempat makan.
di sana, mereka (di tempat makan) menyetel radio yang lagunya terhitung jadul (jaman dulu).
dan ada satu lagu yang liriknya masih aku ingat sampai sekarang, "selamat jalan sayang.. rindukanlah diriku.."
waktu itu aku menyanyikannya tanpa ada alasan apapun yang berkaitan dengan lagu itu.


12 Januari 2011, tepat ulang tahun sahabatku, Talitha, ada kabar kalau Wandha sudah "pergi"..
aku dapat kabar dari sahabatku yang lain.
aku langsung langsung menghubungi sahabatku, winny(yang memberikan kabar tentang wandha), untuk memastikan tentang berita itu..

dan ternyata, Wandha memang meninggal, sekitar 00.30 WITA.


aku benar-benar tak sanggup menahan air mata yang sudah membendung, aku menangis sejadi-jadinya..
susah menerima kenyataan, bahwa sahabatku, Wandha, sudah berpulang.
dan yang sangat aku sesalkan, aku tidak berada di bali, untuk bertemu terakhir kalinya dengan Wandha..
*budaya di Bali, umat Hindu, kalau ada yang meninggal, biasanya diaben (dibakar, lalu abunya dibuang ke laut)


itu yang membuatku sangat sedih..
ternyata lagu yang aku nyanyikan malam itu, memang untuk sahabatku Wandha..


dia sahabat laki-laki terbaik yang pernah aku kenal..
aku tidak tahu, kapan aku bisa bertemu sahabat seperti dia.
dia sahabat terbaik seumur hidupku, aku masih sangat ingat dengan beberapa hal yang pernah kita lakukan bersama, dengan beberapa teman yang lain, sekarang sudah tidak diulang..


selamat jalan sahabat..
kami akan selalu mengingat dan merindukanmu..

simple to be complex

memang kadang dalam hal tertentu perlu dibuat menjadi agak rumit, bahkan sangat rumit, supaya kita - yang menjalaninya - merasa tertantang untuk menghadapi hal tersebut.
tapi sayangnya, kita malah sering terjebak dengan kerumitan yang kita buat sendiri.


contoh sederhana yang sering terjadi, banyak perempuan yang berkata seperti ini:

"ahh.. pikiran laki-laki susah dimengerti."



bukankah para perempuan juga melakukan yang sama, sampai-sampai para laki-lakipun mengatakan hal yang sama?


sebenarnya hal yang tidak menyatukan kita ialah pemikiran kita ini, karena kita tidak peka atau (mungkin) mempertahankan gengsi kita, sehingga kita tidak peka.
hal yang mudah menjadi rumit.


laki-laki dan perempuan itu ga beda jauh. sama-sama ingin dimengerti, namun lupa untuk mengerti satu sama lain.
kalau laki-laki salah ucap sekali, perempuan langsung mengartikan ucapannya secara 'liar', padahal mereka (laki-laki) tidak ada maksud apapun dari ucapannya itu, begitu pula sebaliknya untuk masalah yang sejenis.


seperti kata Panji (artis), "orang Indonesia lebih sering menangkap apa yang diucap dari pada dimaksud.."
ini yang menyebabkan adanya salah komunikasi dan membuat kita menjadi mudah sensi satu sama lain.
*hal sederhana menjadi masalah besar, begitu pula sebaliknya.
yaah... walaupun kita juga tidak bisa selalu menyepelekan hal yang sederhana, tapi setidaknya mulai belajar untuk paham 'makna' bukan hanya sekedar 'melihat'.