Thursday, March 8, 2012

simple to be complex

memang kadang dalam hal tertentu perlu dibuat menjadi agak rumit, bahkan sangat rumit, supaya kita - yang menjalaninya - merasa tertantang untuk menghadapi hal tersebut.
tapi sayangnya, kita malah sering terjebak dengan kerumitan yang kita buat sendiri.


contoh sederhana yang sering terjadi, banyak perempuan yang berkata seperti ini:

"ahh.. pikiran laki-laki susah dimengerti."



bukankah para perempuan juga melakukan yang sama, sampai-sampai para laki-lakipun mengatakan hal yang sama?


sebenarnya hal yang tidak menyatukan kita ialah pemikiran kita ini, karena kita tidak peka atau (mungkin) mempertahankan gengsi kita, sehingga kita tidak peka.
hal yang mudah menjadi rumit.


laki-laki dan perempuan itu ga beda jauh. sama-sama ingin dimengerti, namun lupa untuk mengerti satu sama lain.
kalau laki-laki salah ucap sekali, perempuan langsung mengartikan ucapannya secara 'liar', padahal mereka (laki-laki) tidak ada maksud apapun dari ucapannya itu, begitu pula sebaliknya untuk masalah yang sejenis.


seperti kata Panji (artis), "orang Indonesia lebih sering menangkap apa yang diucap dari pada dimaksud.."
ini yang menyebabkan adanya salah komunikasi dan membuat kita menjadi mudah sensi satu sama lain.
*hal sederhana menjadi masalah besar, begitu pula sebaliknya.
yaah... walaupun kita juga tidak bisa selalu menyepelekan hal yang sederhana, tapi setidaknya mulai belajar untuk paham 'makna' bukan hanya sekedar 'melihat'.

No comments:

Post a Comment